Senin, 11 Juli 2022

Tembang Macapat

Perjalanan Hidup Manusia dalam Tembang Macapat

Rangkaian sastra yang di bubuhkan dalam bentuk tembang Macapat Jawa yang diawali dari maskumambang sampai pucung bisa diartikan sebagai unsur yang mengkiaskan fase-fase kehidupan manusia Jawa. dilihat dari perspektif alur dan makna yang terkandung dalam rangkaian tembang Macapat Jawa tersebut, adalah sebuah rangkaian alur kehidupan dan keberadaan manusia (ontologi), cara menemukan hakikat hidup yang benar (epistemologi), dan sekaligus mempunyai nilai etik jawa (aksiologi). Dalam hal ini ketiga unsur tersebut adalah kerangka yang membangun filsafat Jawa itu sendiri.Tembang macapat diyakini sebagian besar orang jawa sebagai kelompok tembang yang memiliki makna proses hidup manusia, proses dimana Tuhan memberikan ruh-Nya, hingga manusia tersebut kembali kepada-Nya. Sifat-sifat manusia sejak lahir hingga kematiannya digambarkan dengan runtut dalam sebelas tembang macapat, sebaiberikut:

Maskumambang (Janin)
Mijil (Terlahir)
Sinom (Muda)
Kinanti (Dipandu)
Asmaradana (Api Asmara)
Gambuh (Sepaham/cocok)
Dhandanggula (Manisnya Kehidupan)
Durma (Mundurnya tata krama)
Pangkur (Menarik diri)
Megatruh (Sakaratul maut
Pucung (Kematian/dipocong)

FILOSOFI TEMBANG MACAPAT (tahap kehidupan manusia)

MASKUMAMBANG, janin dalam kandungan, masih kemambang (terapung) dalam rahim ibunya

MIJIL, setelah kurang lebih 9 bulan 10 hari dilahirkan. mijil artinya muncul.

SINOM, nom-muda/belia. Artinya ada pada masa kanak kanak sampai remaja (nom noman)

KINANTHI, "di kantheni" artinya dalam bimbingan orang tua dan dalam masa belajar.

ASMARADANA, kalau sudah menjadi "anak remaja nom noman" atau muda mudi maka akan mengenal rasa suka kepada lawan jenis (asmara).

GAMBUH, berawal dari kata jumbuh-cocok. Jadi kalau sudah ada kecocokan maka akan menuju jenjang pernikahan.

DANDANGGULA, dandang-tempat untuk menanak nasi, gula-manis. artinya dalam membina rumah tangga mencapai manisnya hidup.

DURMA, mundur senggama, artinya mulai mengurangi hubungan suami istri (bersenggama). durma yang berarti darmo-weweh, yaitu berbagi kepada sesama.

PANGKUR, nyimpang lan mungkur, maksudnya menyimpang dari adharma. juga menyimpang dari kehidupan duniawi.

MEGATRUH, megat-cerai, ruh-roh (atman). artinya bercerainya atau barpisahnya atman dengan badan kasar. juga di sebut waktu ajal/meninggal.

PUCUNG, yaitu sudah menjadi mayat dan di "pocong".









Tidak ada komentar:

Posting Komentar